Undang Undang Konservasi di Indonesia

Juli 25, 2017 3 Comments

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 1990
TENTANG
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang:

  • Bahwa sumber daya alam hayati Indonesia dan ekosistemnya yang mempunyai kedudukan serta peranan penting bagi kehidupan adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu dikelola dan dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa depan.
  • Bahwa pembangunan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada hakikatnya adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang berkelanjutan sebagai pengamalan Pancasila.
  • Bahwa unsur-unsur sumber daya alam hayati dan ekosistemnya pada dasarnya saling tergantung antara satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi sehingga kerusakan dan kepunahan salah satu unsur akan berakibat terganggunya ekosistem.
  • Bahwa untuk menjaga agar pemanfaatan sumber daya alam hayati dapat berlangsung dengan cara sebaik-baiknya, maka diperlukan langkah-langkah konservasi sehingga sumber daya alam hayati dan ekosistemnya selalu terpelihara dan mampu mewujudkan keseimbangan serta melekat dengan pembangunan itu sendiri.
  • Bahwa peraturan perundang-undangan yang ada dan masih berlaku merupakan produk hukum warisan pemerintah kolonial yang bersifat parsial, sehingga perlu dicabut karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum dan kepentingan nasional.
  • Bahwa peraturan perundang-undangan produk hukum nasional yang ada belum menampung dan mengatur secara menyeluruh mengenai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
  • Bahwa sehubungan dengan hal-hal di atas, dipandang perlu menetapkan ketentuan mengenai konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dalam suatu undang-undang.

Mengingat: 

  • Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
  • Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2823).
  • Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215).
  • Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1988 (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3368).
  • Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299).

Akhir Kata

Sekian UU tentang konservasi diIndonesia secara singkat, saya harap para pembaca mengerti

Pentingnya Melakukan Konservasi Satwa

Juli 20, 2017 2 Comments
Burung Jalak | Sumber : https://www.satujam.com/wp-content/uploads/2016/03/Burung-Jalak-Bali.jpg
Beberapa dekade ini banyak hewan langka menjadi punah dan hewan biasa menjadi langka contohnya adalah Burung Jalak Bali. Untuk menjaga agar hewan tersebut tidak punah bisa dengan cara melakukan konservasi pada hewan tersebut. Ada dua tipe konservasi menurut yang saya baca.

1. INSITU

INSITU adalah proses pelestarian flora maupun fauna yang dilakukan di habitat aslinya. Seperti hutan lindung, taman tradisional, perlindungan komodo di pulau Komodo, perlindungan OrangUtan di Kalimantan dan sebagainya.

2. EXSITU

EXSITU adalah proses pelestarian flora maupun fauna yang dikeluarkan dari habitat aslinya dan dipelihara di tempat lain seperti, kebun anggrek, kebun botani, kebun raya maupun kebun binatang


Menurut saya, dengan dilakukannya konservasi pada hewan langka akan mempersedikit dan memperlambat kemungkinan hewan tersebut untuk punah. Selain itu hewan tersebut juga bisa berkembang biar di tempat konservasi sehingga memperbanyak keturunan.

Taman Nasional Kawasan Konservasi Fauna dan Flora di Indonesia

Juli 20, 2017 10 Comments
Taman Nasional Kawasan Konservasi di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversitas) yang amat sangat besar. Beragam jenis tumbuhan, hewan, jamur, bakteri, dan jasad renik lain banyak terdapat di Indonesia. Bahkan banyak jenis makhluk hidup yang merupakan makhluk hidup endemik atau hanya ditemukan di suatu daerah saja. Supaya keanekaragaman hayati ini tetap terjaga dengan baik, diperlukan suatu upaya pelestarian terhadap keanekaragaman hayati tersebut. Salah satu upaya untuk pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia yaitu dengan melakukan perlindungan alam seperti pembuatan taman nasional. Taman nasional yaitu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya pariwisata, dan rekreasi. Pemerintah Indonesia telah mengembangkan berbagai taman nasional yang tersebar di beberapa daerah di seluruh kawasan di Indonesia. Berikut ini taman nasional yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut. 

1. Pulau Sumatera 

Terdapat beberapa taman nasional di Pulau Sumatera diantaranya yaitu:
Taman Nasional Gunung Leuser | Sumber : http://detak-unsyiah.com/wp-content/uploads/2013/11/taman-nasional-gunung-leuser1.jpg


a. Taman Nasional Gunung Leuser

Taman Nasional yang terletak di Provinsi Sumatra Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Taman Nasional ini terdapat beberapa flora dan fauna seperti: 
  • 50 jenis anggota famili Dipterocarpaceae (meranti, keruing, dan kapur) 
  • Beberapa jenis buah, seperti jeruk hutan (Citrus macroptera), durian hutan (Durio exyleyanus), buah limus, (Mangifera foetida), rukem (Flacuortia rukam) dan menteng (Baccaurea rasemosa
  • Flora langka seperti Rafflesia arnoldii dan Johannesteisjmannia altrifrons (sejenis palem) 
89 jenis satwa langka yang dilindungi antara seperti: 
  • Gajah (Elephas maximus). 
  • Beruang Malaya (Ursus malayanus).
  • Harimau sumatra. 
  • Badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis). 
  • Orang Utan Sumatra (Pongo pygmaeus abelii). 
  • Kambing sumba.
  • Tapir (Tapirus indicus).
  • Burung kuda.
  • Macan akar dan itik liar
  • dll.


b. Taman Nasional Kerinci Seblat 

Taman Nasional yang terletak membentang di empat provinsi yaitu Provinsi Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Jambi dan Bengkulu. 

Taman Nasional Kerinci Seblat | Sumber : http://www.infowisatalengkap.com/wp-content/uploads/2015/10/Taman-Nasional-Kerinci-Seblat.jpg

Di Taman Nasional ini terdapat beberapa flora dan fauna diantaranya: 
  • Famili Dipterocarpaceae (meranti, keruing, dan kapur), Leguminosae, dan Liana 
  • Beberapa flora langka seperti bunga bangkai Amorphophallus titanium, Rafflesia arnoldii, palem (Livistona altissima), anggrek (Bilbophyllum sp. dan Dendrobium sp.), pasang (Quercus), dan kismis (Podocarpus sp.
  • Beberapa jenis fauna antara lain: kelinci hutan, bangka ungko, rusa, harimau kumbang, badak Sumatra, gajah, tapir, muncak, kera ekor panjang, siamang, berang-berang, serta jenis burung dan reptilia

c. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan | Sumber : http://tnbbs.org/Portals/171/Berita%20Terkini/Artikel_Taman%20nasional%20bukit%20barisan%20selatan1.jpg

Taman Nasional yang terletak membentang dari ujung selatan Provinsi Bengkulu ini memiliki panjang sampai ujung selatan Provinsi Lampung. Taman Nasional ini terdapat beberapa flora dan fauna diantaranya: 
  • Beberapa jenis flora diantaranya: meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus), pasang (Quercus spp.), damar (Agathis alba), kemiri (Aleurutes mollucana), pengarawang (Hopea spp.), temutemuan (Zingiberaceae), cemara gunung (Cassuarina equisetifolia), mengkudu (Morinda citrifolia), dan Rafflesia arnoldii 
  • Beberapa macam jenis fauna antara lain: babi rusa, beruang madu, macan tutul, gajah, tapir, kijang, landak, ular sanca, harimau sumatra, badak sumatra, kerbau liar, owa, kambing hutan, ajak dan trenggiling. 
  • Berbagai macam jenis burung seperti bangau putih, bangau tong-tong, dara laut, angsa laut, rangkong, dan raja udang



2. Pulau Jawa 

Terdapat beberapa taman nasional di Pulau Jawa diantaranya yaitu: 

a. Taman Nasional Ujung Kulon

Taman Nasional Ujung Kulon | Sumber : https://menulisopini.files.wordpress.com/2014/03/abg.jpg

Terletak di ujung paling barat Pulau Jawa yang merupakan hutan dataran rendah. Taman nasional ini adalah habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam punah, seperti badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos sondaicus), harimau loreng (Panthera tigris), Surili (Presbytis aygula), dan owa jawa (Hylobathes moloch).


b. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango | Sumber : https://nimadesriandani.files.wordpress.com/2014/03/taman-nasional-gunung-gede-pangrango.jpg

Terletak di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi yang merupakan pegunungan hutan hujan tropik. 
  • Taman nasional ini mewakili hutan hujan tropis pegunungan di Jawa yang berupa hutan submontane, hutan montane, dan subalpine yang memiliki iklim lembab sehingga didominasi oleh jenis paku-pakuan seperti: 
  • Hymmenophyllaceae, Gleischenia, Gaulthenisa, dan semak Rhododendron. Taman nasional ini juga terdapat pohon raksasa seperti rasamala (Altingia exelsa) yang dapat mencapai tinggi 60 m serta terdapat bunga abadi yang tidak pernah layu, yaitu bunga Anaphalis javanica. Fauna yang terdapat di taman nasional ini yaitu owa jawa (merupakan hewan endemik), lutung, macan tutul, kera, dan surili



c. Taman Nasional Kepulauan Seribu 

Terletak di Kepulauan Seribu. Taman nasional ini terdapat ekosistem yang dilindungi berupa terumbu karang yang unik. 

d. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Bromo Tengger | Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwiKejuj7pscAjgtpsSvLtT3EGOFF7eyDOzXqoWyRNkRSBBH_Cshw6xRabxY-jpoxKHTterNTe5cSppudG17SQxyfUC8n8_-TDl6V9LQN4LqMFaeBGNitrUfntZUgv7gJBWf_fNy6PTfk/s1600/Taman+Nasional+Bromo+Tengger+Semeru1-1339181519.jpg

Membentang dari Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang, Jawa Timur. Taman nasional ini terdapat jenis tumbuhan yang spesifik yaitu cemara gunung (Cassuarina junghuniana), sedangkan jenis fauna diantaranya: kijang, ayam hutan/alas, babi hutan, ajak, rusa, dan macan tutul. 

e. Taman Nasional Meru Betiri 

Terletak di Jember Selatan, Jawa Timur. Taman nasional ini terdapat beberapa jenis hewan diantaranya harimau loreng jawa, kancil, kijang, rangkong, merak, penyu karet, dan penyu blimbing serta beberapa jenis tumbuhan seperti Balanophora fungosa dan Rafflesia zollingeri. 

f. Taman Nasional Baluran 

Terletak di ujung timur Pulau Jawa. Taman nasional ini merupakan contoh ekosistem dataran rendah kering, dengan musim kering yang panjang antara 4 – 9 bulan. Jenis flora terdapat di taman nasional ini antara lain: dadap biru (Eythrina eudophylla), pilang, kosambi, kemloko, widoro, klampis, kemiri, talok, wungur, laban, dan asam. Jenis faunanya yang terdapat di sini antara lain: banteng, rusa, kerbau liar, ular piton, macan tutul, ajak, linsang, kijang, dan babi hutan. 

3. Pulau Bali 

Burung Jalak Bali yang semakin langka | Sumber : https://www.satujam.com/wp-content/uploads/2016/03/Burung-Jalak-Bali.jpg

Taman nasional yang ada di Pulau Bali yaitu Taman Nasional Bali Barat, terletak di Kabupaten Buleleng dan Jimbaran yang merupakan habitat hutan alam murni sawo kecik, Manilkara kauki serta terdapat jenis hewan khas yang hampir punah yaitu jalak bali putih. Beberapa jenis hewan lain yang dilindungi antara lain kera hitam, menjangan, muncak, landak, trenggiling, ayam hutan, kepodang, pelatuk, dan penyu.



4. Pulau Kalimantan

Taman nasional yang ada di Kalimantan yaitu Taman Nasional Tanjung Puting yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Timur serta Kalimantan Tengah yang topografinya berupa dataran rendah berawa-rawa dan beriklim basah. Taman nasional tersebut dijadikan sebagai tempat rehabilitasi orang utan, yaitu mempersiapkan orang utan sebelum dilepas ke habitat aslinya dan beberapa jenis hewan liar (fauna) yang dilindungi antara lain orang utan, kucing hutan, muncak, musang, lutung merah dan kancil. Beberapa jenis tumbuhan (flora) yang dilindungi, yaitu gluta renghas (tanaman mengandung getah yang dapat merusak saraf) dan durian.

5. Nusa Tenggara

Tanjung Puting | Sumber : http://www.ms-starship.com/sciencenew/images/34P52042-md.jpg

Taman nasional yang terdapat di Nusa Tenggara yaitu Taman Nasional Komodo yang terletak di Pulau Komodo, Gilimotong, Podan, dan Rinca (Provinsi Nusa Tenggara Timur). Kawasan tersebut beriklim muson dan kering, terdapat satu satunya hewan purba yang masih hidup di dunia, yaitu komodo (Varanus komodoensis). Terdapat juga beberapa jenis tumbuhan yang dilindungi antara lain: kayu hitam (Diospyros javanica) dan bayur (Pterospermum diversifolium).


6. Pulau Sulawesi 

Taman nasional yang terdapat di Pulau Sulawesi yaitu Taman Nasional Lore Lindu yang terletak di kota Palu (Sulawesi Tengah). Taman nasional ini didominasi tanaman rotan (Calamus sp.) dan pinang (Pinanga sp.). Selain itu, terdapat beberapa jenis hewan yang dilindungi antara lain anoa dan bajing.


Akhir Kata

Itulah beberapa Taman Nasional Kawasan Konservasi di Indonesia. Walaupun sudah ada tempat konservasi, manusia harus tetap menjaga hewan yang ada di alam liar atau sekitar, baik yang langka atau tidak πŸ˜ƒ

Sumber :  http://ilmuhutan.com

Usaha Penyelamatan "Burung Jalak" Bali

Juli 20, 2017 4 Comments
Upaya Penyelamatan "Burung Jalak" di Bali

Burung Leucopsar rothschildi atau yang lebih dikenal dengan Jalak Bali atau dalam masyarakat Pulau Bali dikenal dengan “burung curik”  adalah jenis burung jalak dari suku Sturnidae, atau burung pengicau. Jalak Bali dinobatkan menjadi lambang fauna Provinsi Bali pada tahun 1991. Karena statusnya yang hampir punah. jalak bali menjadi icon konservasi burung di Indonesia bahkan dunia.
Burung Jalak Bermain | Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidAqnz8rucOvr9dDcR4KJVgD1K6uMXuXoQnXRDG3dAkmIGJX9_XTYYh8eUG9WxiHx2q_uFtsbgfxtA4zTBKMQTpCPJC4vbSGsbNde9CRD9jeFmI4DsTAf70amROHhFIYj4kI5tHPkd6VM/s1600/detik_Jalak_Bali7.jpg


Persebaran dan Populasi

Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali, selain itu Jalak Bali juga merupakan satu-satunya spesies endemik Pulau Bali. Beberapa sumber menyabutkan bahwa burung Jalak Bali sudah tidak lagi dijumpai dihabitat alaminya atau telah mengalami kepunahan di alam (Extinct in The Wild). Pada tahun 2012 populasi Jalak Bali dialam liar diperkirakan mencapai 60 ekor berasal dari program konservasi.

Masalah dan Ancaman

Karena penampilannya yang cantik, jalak Bali menjadi salah satu burung yang paling diminati oleh para kolektor dan pemelihara burung. Nilai kelangkaannya juga menjadi incaran para kolektor burung. Di Pasaran harga burung Jalak Bali berkisar antara 25-75 juta rupiah. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas menyebabkan burung Jalak Bali cepat menyusut dan menurunkan jumlah populasi liarnya di alam sampai batas kritis terendah dalam waktu singkat. Pada tahun 1997 Taman Nasional Bali Barat yang menjadi rumah terakhir Jalak Bali memiliki luas wilayah 77.000 hektar dan pada tahun 2011 menjadi kurang dari 5000 hektar.

Anak Burung Jalak | Sumber : https://i0.wp.com/www.jalaksuren.net/wp-content/uploads/2017/04/senin8.jpg?fit=1024%2C768&ssl=1


Status dan Upaya Konservasi

Jalak Bali dalam Red Data Book  IUCN tahun 2012 dikategorikan sebagai satwa yang paling terancam  punah  (Critically Endangered). Selain itu Jalak Bali dalam CITES  (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) dimasukkan dalam Apendix 1. Di Indonesia, Jalak Bali dilindungi dalam UU No.5 th. 1990 tentang  Konservasi  Sumberdaya  Alam Hayati, dan Ekosistemnya dalam PP No.7 th.1999 tentang Pengawetan Jenis  Tumbuhan  Dan  Satwa. Jalak Bali ditetapkan sebagai satwa langka yang tidak  boleh diperdagangkan kecuali hasil penangkaran dari generasi ketiga (indukan bukan dari alam).

Banyak upaya konservasi yang telah dilakukan untuk menyelamatkan jalak bali, salah satu usaha konservasi ex-situ terhadap Jalak Bali telah  dilakukan  oleh  Friends  of  the  National  Parks Foundation (FNPF), program pelepasliaran Jalak Bali di  Nusa Penida. Pada  tahun 2006  telah dilepasliarkan Jalak Bali sebanyak 25 ekor di desa Ped, 10 individu di Hutan Tembeling, dan 15 individu di Desa Batumadeg. Selain itu banyak kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran Jalak Bali seperti Zoological Park and Aquaria (AAZPA, USA),  Jersey Wildlife Persevation Trust (JWPT, Inggris), dan Organisasi konservasi burung dunia Birdlife International.


Akhir Kata

Upaya konservasi Jalak Bali telah banyak dilakukan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Tetapi upaya konservasi dihabitat alaminya (hutan bagian barat Pulau Bali) belum menunjukkan hasil yang baik. Harus ada upaya konservasi selain meningkatkan populasi Burung Jalak Bali di alam yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat serta keamanan terhadap burung Jalak Bali sebagai warisan dunia yang harus bersama kita jaga...πŸ˜ƒ

Sumber : http://gomumu.blogspot.co.id

Konservasi Sperma Penting untuk Pelestarian Hewan Langka

Juli 19, 2017 6 Comments
Ilustrasi Sperma | Sumber : https://i.ytimg.com/vi/CktLYDsnWIE/maxresdefault.jpg
Konservasi sperma perlu dilakukan pada berbagai hewan langka di Indonesia. Konservasi dilakukan dengan cara menampung, memproses, dan menyimpan sperma di dalam nitrogen cair. Upaya itu dilaksanakan demi kelangsungan hidup hewan yang hampir punah sebagai sumber kekayaan alam Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prof. Ir. Ismaya, M.Sc., Ph.D. dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar UGM, Senin (30/3) di Balai Senat UGM. Dalam pidato berjudul “Konservasi Spermatozoa: Perkembangan, Hasil, dan Potensi di Masa Mendatang”, Ismaya menganjurkan agar semua hewan langka yang mati segera diambil testisnya untuk dilakukan konservasi. Hal itu merupakan langkah cerdas untuk menyelamatkan spermatozoa yang ada dalam testis dan epididimis.

Ilustrasi sperma dibekukan di nitrogen cair | Sumber : http://www.infertilityindore.com/img/sperm-freezing.jpg

“Untuk melindungi sumber genetik masa mendatang, sangat penting dan harus segera dilakukan konservasi sperma potensial untuk pengembangan di bidang pertanian atau peternakan, bioteknologi reproduksi, konservasi spesies hewan langka, dan pengobatan klinik” 
kata staf pengajar Fakultas Peternakan ini.

Dengan cara melakukan penyimpanan sperma berbagai spesies binatang buas dan langka akan terbentuk bank sperma. Bank sperma sangat bermanfaat demi kelangsungan hidup dan kelestarian binatang tersebut di masa mendatang. “Pertukaran sperma dari bank sperma untuk populasi hewan buas dan langka dapat meningkatkan aneka ragam genetik dan mengurangi risiko serta biaya,” jelas pria kelahiran Bantul, 10 Desember 1953 ini.

Saat ini diperkirakan ada 9.672 spesies burung di Indonesia. Sekitar 5 persen atau 503 spesies termasuk dalam kategori hewan hampir punah. Sejumlah 93 satwa terdapat di kebun binatang Pontianak, 51 di antaranya termasuk hewan sangat langka. Selain itu, banyak juga hewan mamalia yang hampir punah dan perlu dilestarikan, misalnya orang utan, harimau, gajah, buaya, dan beruang. “Keberadaan orang utan di Sumatra jumlahnya tidak lebih 7.000 ekor, sedangkan harimau di Sumatra tinggal 300 ekor,” jelas Ismaya.

Disebutkannya, ada dua bentuk penyimpanan sperma, yakni bentuk cair dan beku. Teknologi penyimpanan ini merupakan kombinasi antara suhu penyimpanan, komposisi bahan kimia pengencer, krioprotektan, dan kontrol kebersihan. Ismaya menuturkan, “Bahan pengencer yang ditambahkan, gliserol, pada proses pembekuan spermatozoa dalam nitrogen cair yang bersuhu minus 196 derajat celcius dapat mempertahankan fertilitas tidak lebih dari 50 tahun. Namun, daya hidup spermatozoa diperkirakan masih dapat mencapai lebih dari 3.000 tahun.”

Ilustrasi pembekuan sperma | Sumber : http://www.jetanin.com/mirror/plugin/ckeditor/ckfinder/userfiles/images/Sperm-freezing3.png
Pembuatan sperma beku untuk hewan buas dilakukan dengan penerapan assisted reproduction techniques (ART). Inseminasi buatan, in vitro, dan intracytoplasmic microinjection untuk aplikasi ART dilakukan dalam konservasi sperma. “Kemajuan di dalam teknologi reproduksi dan pemahaman yang lebih baik terhadap fisiologi reproduksi hewan buas dan langka sangat diperlukan untuk aplikasi ART ini,” katanya.

Sementara itu, sperma beku yang diambil dari testis hewan mati dilakukan melalui teknologi kloning. Ia mengatakan di Jepang baru saja diumumkan keberhasilan mengkloning sapi legendaris dari negara itu, yaitu sapi huida-gyu.

“Empat ekor sapi hasil kloning yang dikembangkan itu berasal dari sel testis yang telah dibekukan selama 13 tahun sejak kematian, dari seekor sapi legendaris yang menjadi cikal bakal sapi huida-gyu,” kata Ismaya yang merupakan lulusan S3 James Cook University, Queensland, Australia.

Diakuinya, penyimpanan spermatozoa yang efisien dengan kemampuan membuahi merupakan kepentingan besar untuk konservasi. Tersedianya sperma beku unggul yang telah di-sexing dapat dikembangkan untuk meningkatkan populasi ternak unggul berdasarkan jenis kelamin yang dikehendaki pasar. (Humas UGM/Gusti Grehenson)


Akhir Kata

Kemajuan teknologi pada jaman ini bisa jadi sangat membantu makhluk hidup di dunia. Pembekuan sperma merupakan salah satu contohnya, karena bisa memperbanyak dan mempertahankan makhluk hidup tersebut.πŸ‘

Sumber artikel : https://www.ugm.ac.id

Pembantaian Paus di Denmark

Juli 19, 2017 1 Comment
Pembantaian Paus di Denmark
Penangkapan dan pembunuhan secara brutal ratusan atau bahkan ribuan ikan paus di Kepulauan Faroe di Atlantik Utara, yang masih dibawah otoritas Denmark telah dipraktekkan sejak saat pemukiman Norse pertama di kepulauan Faroe. Hal ini diatur oleh otoritas Faroe.

Kebiasaan masyarakat Faroe secara turun temurun sejak tahun 1584 adalah melakukan pembunuhan terhadap ikan paus secara besar-besaran yang dikenal dengan istilah GrindadrΓ‘p. Walaupun banyak mendapat protes keras dari berbagai organisasi pecinta binatang budaya biadab ini masih tetap berlangsung dengan alasan melestarikan "kebudayaan leluhur".

Setiap tahun setidaknya 950 ekor ikan paus pilot (Globicephala melena) maupun paus sirip panjang dibunuh oleh masyarakat Faroe. Meskipun memang mengkonsumsi daging dan lemak ikan paus telah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakat Faroe, tapi tetap tidak dibenarkan membuat kerusakan ekosistem yang sangat parah dengan melakukan pembunuhan ratusan ikan paus dalam satu acara tahunan.

Acara ini sampai membuat laut disekitarnya menjadi lautan darah yang sangat mengerikan.

Lautan Darah | Sumber : http://www.e-activist.com/ea-campaign/action.retrievefile.do?ea.client.id=5&ea_filename=Faroe_whale_massacre.jpg


Tidaklah dilarang untuk membunuh ikan dan memakannya, tetapi apakah merusak ekosistem laut itu adalah sesuatu hal yang baik? terlebih paus adalah salah satu satwa yang sudah langka. Jika terjadi ketidakseimbangan dalam ekosistem, pasti akan terjadi dampak yang buruk.

Padahal, di Eropa sendiri tengah gencar isu pelestarian lingkungan, kampanye sayang binatang, yang semakin memperketat peraturan untuk melindungi binatang bahkan peraturan itu mendiskriminasi kaum Muslimin yang ingin menyembelih hewan secara islami (halal) yang mereka (para pecinta binatang) katakan kejam. Hingga beberapa negara Eropa berniat melarang penyembelihan hewas secara islami.

Namun pembantaian paus dalam jumlah banyak ini tidak diligelakan dengan alasan budaya dan sejarah. Nampakkanya tidak ada upaya menghentikan tradisi barbar ini, terbukti setiap tahun Denmark membiarkan tradisi barbar itu dilakukan.

Sungguh memprihatinkan bagi manusia yang memiliki hati nurani dan rasa sayang terhadap sesama makhluk hidup. Ironisnya ternyata kelakuan merusak masyarakat Faroe itu tidak mendapat sanksi yang serius dari dunia internasional.

Akhir Kata

Bagaimana menurut kalian dengan diadakannya acara ini ? Kalau menurut saya sih sebaiknya tradisi ini dihentikan karena seperti yang telah di ketahui paus juga termasuk hewan yang terancam punah. Semoga bisa ditemukan jalan yang terbaik.

Sumber Artikel : https://www.arrahmah.com

Yulin Festival: Festival Makan Daging Anjing

Juli 18, 2017 2 Comments
Yulin Festival : Festival Makan Daging Anjing

Apa itu Festival Yulin ?

Festival Yulin "Lychee and Dog Meat" adalah acara tahunan yang diadakan di Yulin, sebuah kota di provinsi Guangxi di China, dan berlangsung dari tanggal 21 sampai dengan 30 Juni di salah satu minggu terpanas tahun itu. Daging kucing, leci segar dan minuman keras juga tersedia di festival ini. 

Tak kurang dari 10.000 anjing dan kucing bakal dibunuh dan dimakan dalam festival yang berlangsung selama 10 hari ini. Festival pertama berlangsung pada tahun 2009 untuk menandai musim panas. Makan anjing itu tradisional di China, dan menurut cerita rakyat memakan daging selama bulan-bulan musim panas membawa keberuntungan dan kesehatan yang baik. Beberapa juga percaya bahwa daging anjing dapat menangkal penyakit dan meningkatkan performa seksual pria.

Festival ini telah menarik pandangan yang negatif dan meluas di China dan internasional. Banyak aktivis telah melaporkan bahwa hewan dibantai secara tidak manusiawi dengan menggunakan tongkat di depan umum dan bahwa praktik kebersihan di festival tidak sesuai dengan peraturan China. 

Warga dan penjual daging anjing di Yulin menyebut, mereka membunuh hewan dengan cara yang "humanis". Namun tak diterangkan cara "humanis" macam apa yang mereka maksud.Para pecinta anjing pun tetap menyebut pembunuhan hewan-hewan itu dilakukan secara brutal di depan publik. Bahkan, kadang anjing-anjing itu digigit hingga mati, atau dimasak dalam keadaan hidup.

Menjelang festival ini, sudah terlihat sejumlah anjing yang disimpan di dalam kandang kecil. Beberapa foto memperlihatkan, anjing-anjing itu mengenakan pita di leher. Kuat dugaan anjing-anjing tersebut adalah hasil curian. Sejumlah anjing diberangkatkan dari kota lain di luar Provinsi Yulin dengan kondisi yang mengenaskan dan tak sehat. Sehingga, sangat dimungkinkan hewan-hewan itu terjangkit penyakit.

Berdasarkan pernyataan dari kelompok kampanye "Stop Yulin Forever", anjing-anjing itu pun diketahui menolak untuk makan dan minum selama dalam perjalanan.

Memakan daging anjing tidak ilegal di China. Sekitar 10 sampai 20 juta dibunuh untuk konsumsi manusia setiap tahun dan meskipun festival ini baru, kebiasaan dapat ditelusuri kembali setidaknya 400 tahun yang lalu. Menjaga anjing sebagai binatang peliharaan dilarang selama Revolusi Kebudayaan, namun kepemilikan anjing telah menjadi populer di kalangan kelas menengah China. Bahkan sekarang ada 62 juta terdaftar sebagai hewan peliharaan. Aktivis hewan, selebritis dan warga China muda semakin vokal di media sosial tentang menentang festival makan anjing dan latihan pada umumnya.

Apakah para aktivis mendapatkan keinginan mereka dan melihat festival ini berhenti ?

Saat ini, sepertinya ini tidak mungkin. Pada bulan Mei, aktivis AS mengklaim bahwa ada larangan penjualan daging anjing di festival ini tapi ini terbukti tidak benar. Pengunjung telah melaporkan pembantaian publik yang kurang dan penghapusan tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa daging anjing dijual. Pemerintah Kota Yulin telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat menghentikan festival karena klaim tersebut tidak ada sebagai acara resmi.

Para pegiat menyebut, acara ini sebagai bentuk kekejaman terhadap hewan. Mereka pun telah membuat petisi penolakan acara itu, yang ditandatangani oleh 11 juta orang. Pemerintah Provinsi Yulin menyebut acara ini sama sekali tak diprakarsai oleh pemerintah. Sektor swasta yang menggagas acara tersebut.


Akhir Kata

Sekian artikel kali ini yang saya ambil dari independent.co.uk dan internasional.kompas.com yang membahas tentang Festival Yulin. Saya sebagai salah satu orang penyayang anjing mengaku kasihan melihat anjing yang tidak seharusnya dijadikan makanan malah dijadikan makanan. Anjing juga bisa menjadi bagian dari keluarga kita gan 😌

Sumber : www.independent.co.uk dan internasional.kompas.com

Apa Kabar Badak Ujung Kulon ?

Juli 17, 2017 3 Comments
Apa kabar badak Ujung Kulon ?
Populasi Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon saat ini dalam kondisi kritis. Selain perburuan liar, mereka juga dibayangi ancaman kepunahan karena bencana alam seperti letusan gunung berapi dan tsunami. 

Perburuan Liar | Sumber : http://cdn2.tstatic.net/travel/foto/bank/images/badak-jawa_20170226_110507.jpg
Peringatan itu rekomendasi hasil studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal konservasi dunia yang cukup bergengsi, Conservation Letter. Dalam studi tersebut disebutkan bahwa sebagian populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) berada dalam jangkauan Gunung Berapi Krakatau dan dekat dengat Cekungan Sunda. Lokasi ini merupakan daerah konvergen lempengan tektonik yang berpotensi menyebabkan gempa bumi, dan dapat memicu terjadinya tsunami.

Gunung Krakatau - TNUK hanya berjarak 77,88 km (maps.google.com)
Dalam studi ini, para peneliti membuktikan bahwa jumlah popoulasi pada 2013 yang berjumlah 62 individu ini merupakan populasi yang padat dalam satu habitat. Dalam studi ini juga diproyeksikan jika terjadi bencana tsunami setinggi 10 meter, atau sekitar 33 kaki dalam 100 tahun ke depan, dapat mengancam 80 persen area kawasan taman nasional. Padahal kawasan ini merupakan habitat dengan kepadatan populasi Badak Jawa tertinggi. Oleh karena itu, peneliti mendesak untuk segera melakukan pembangunan habitat baru bagi populasi Badak Jawa yang aman dari kawasan rawan bencana alam.


Pembentukan habitat baru dapat dilakukan dengan mengidentifikasi lokasi dan mengamankannya, memastikan kesepakatan dengan beberapa pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat lokal, dan pemantauan yang intensif di Taman Nasional Ujung Kulon untuk memilih individu Badak Jawa yang tepat untuk segera dipindahkan.
"Studi ini menjadikan momentum yang baik untuk segera menyelamatkan badak Jawa, kita berpacu dengan waktu"
ujar Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Arnold Sitompul, dalam keterangan tertulisnya. Salah satu anggota tim penulis, Brian Gerber dari Coloraro State University, mengatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan perlu adanya populasi baru badak untuk melindungi spesies ini. "Badak Jawa adalah mamalia darat paling terancam di dunia", jelasnya.
"Saat ini, kita butuh kesungguhan dari segi politik dan sosial untuk segera bergerak dan membangun populasi tambahan".
Studi ini menyajikan analisi terperinci mengenai populasi Badak Jawa, dengan menggunakan metode kamera jebak. Pada tahun 2013, para peneliti memperoleh 1660 foto badak yang direkam dari 178 lokasi kamera jebak yang dipasang untuk mendapatkan perkiraan jumlah populasi, yaitu 62 individu.

TN Ujung Kulon | Sumber : https://menulisopini.files.wordpress.com/2014/03/abg.jpg

Peneliti menekankan pentingnya agar segera mengambil tindakan yang dapat membantu meningkatkan populasi badak Jawa di TNUK, meningkatkan daya tahan hidup bagi sebagian populasi jika terjadi bencana alam. Hal ini meliputi penjagaan dan perlindungan ketat bagi badak yang tersisa, monitoring, dan meningkatkan pengelolaan habitat termasuk mengendalikan pertumbuhan Langkap (Arenga obsitulia), yang memenuhi kawasan dan menghambat pertumbuhan tanaman pakan badak.

"Kami bangga atas suksesnya mengelola kawasan untuk meningkatkan populasi Badak Jawa, seperti yang ditunjukkan dalam studi ini," kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ujang Mamat Rahmat.

"Kami juga telah melakukan beberapa penelitian tentang daerah prospektif untuk habitat kedua, dan sementara itu, kami akan melanjutkan kerja kami untuk meningkatkan patroli keamanan dan daya dukung melalui pengendalian invasif spesies,"

Daftar Merah IUCN mengklasifikasikan Badak Jawa masuk dalam kategori kritis. Spesies ini telah habis dari sebagian besar wilayah sejarah keberadaannya yang dimulai pada pertengahan abad ke-19. Utamanya sebagai hasil dari permintaan berlebihan atas cula badak dan produk-produk lainnya dari badak. Para peneliti berharap studi ini menjadi inspirasi untuk merevisi strategi dan rencana aksi Badak Jawa yang akan berakhir pada 2017 ini.

Studi, "Preventing Global Extinction of the Javan Rhino: Tsunami Risk dan Future Conservation Direction," telah diluncurkan pada 9 Mei oleh para pakar konservasi dari Indonesia dan dunia, yang berasal dari Balai Taman Nasional Ujung Kulon, WWF- Indonesia, YABI-Yayasan Badak Indonesia, Global Wildlife Conservation, dan Colarado State University.

Akhir Kata


Sekian artikel kali ini, semoga penelitian di Ujung Kulon membuahkan hasil, perburuan liar terhadap Badak Jawa dihentikan dan populasi Badak Jawa tidak terus berkurang. Karena manusia juga berperan penting dalam menjaga populasi Badak Jawa. Berikut peta Ujung Kulon yang saya ambil dari google maps.

Sumber : regional.liputan6.com

Tanjung Puting - Konservasi Orangutan Terbesar di Dunia

Juli 14, 2017 1 Comment
Tanjung Puting
Taman Nasional (TN) Tanjung Puting terletak di semenanjung Kalimantan Tengah. Di sini terdapat konservasi orangutan terbesar di dunia dengan populasi yang diperkirakan 30.000 sampai 40.000 orangutan yang tersebar di taman nasional dan juga di luar taman nasional ini. Selain itu TN Tanjung Puting juga merupakan cagar biosfer yang ditunjuk pada tahun 1977 dengan area inti TN Tanjung Puting seluas 415.040 ha yang ditetapkan pada tahun 1982.

Taman Nasional Tanjung Puting ini dikelola oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puting, salah satu Unit Pelaksana Teknis(UPT) Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementrian Kehutanan. Dengan status Taman Nasional dan cagar biosfer TN Tanjung Puting ini dapat terjaga kelestariannya dan merupakan daya tarik salah satu wisata di Indonesia, berbeda dengan konservasi orangutan yang terdapat di bagian Kalimantan lainnya kita melihat Orangutan di habitat buatan manusial. Di TN Tanjung Puting ini kita dapat melihat langsung habitat alami Orangutan secara langsung dan melihat langsung hidup mereka di alam liar.

Berikut peta Tanjung Puting yang saya ambil dari maps.google.com



Taman nasional Tanjung Puting berukuran seluas Pulau Bali dan memiliki beberapa tipe ekosistem seperti: hutan hujan tropis, dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai dan hutan sekunder. Letak taman nasional ini berada di ketinggian 0-100 mdpl dan merupakan rumah bagi satwa endemik dan dilindungi seperti: orang utan, bekantan, lutung merah, beruang, kancil, dan kucing hutan. Terdapat juga 200 jenis burung, 38 jenis mamalia, hewan liar lainnya dan sejumlah flora yang mendiami taman nasional ini. Taman Nasional Tanjung Puting ini merupakan pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia. 

Sekumpulan Orangutan | Sumber : http://pontinesia.com/feat/112.jpg
Dengan status TN dan cagar biosfer TN Tanjung Puting ini dapat terjaga kelestariannya dan merupakan daya tarik salah satu wisata di Indonesia. Ini berbeda dengan konservasi orangutan yang terdapat di bagian Kalimantan lainnya di mana kita melihat orangutan di habitat buatan manusia.
Di TN Tanjung Puting ini kita dapat melihat habitat alami orangutan secara langsung dan melihat kehidupan mereka di alam liar. Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa dengan luas total 305.000 ha.

Sebagian besar pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting ini adalah wisatawan asing, karena banyaknya wisatawan asing yang datang kesini membuat masyarakat Pangkalan Bun dan Taman Nasional lebih meningkatkan pelayanan mereka, salah satu contohnya adalah pada saat kita menaiki Klotok tidak kalah dengan pelayanan hotel berbintang, guide dan kapten kapal yang ramah, masakannya pun juga sangat enak jika kita bandingkan dengan standar Kota Besar, mungkin karena mereka telah terbiasa melayani Wisatawan asing sehingga standar kualitas pelayannya pun tetap bagus. Begitupun jika sudah malam, kita dapat tidur diatas kapal klotok dengan ditemani dengan kelambu

Sungai Sekonyer | Sumber : https://www.flickr.com/photos/91257336@N05/8682098167/in/photostream/

Cara yang terbaik untuk mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting adalah dengan menggunakan kapal klotok. Kenapa dinamakan dengan kapal klotok, karena kapal ini bunyinya tok-tok-tok sehingga masyarakat sekitar memberi nama kapal klotok.

High season di TN Tanjung Puting menyebabkan penuhnya bookingan Kapal Klotok ini, pada bulan Juli sampai dengan Agustus adalah masa high season karena berbarengan dengan banyaknya libur dan musim liburan sekolah. Jika anda ingin mengunjungi TN Tanjung Puting hindarilah bulan tersebut, selain itu bawalah lotion anti nyamuk.

Kapal klotok ini merupakan akomodasi yang cukup nyaman yang mampu memuat 7 sampai 12 penumpang. Laju kapal ini juga tidak terlalu kencang, sehingga kita bisa menikmati suasana Sungai Sekonyer di sepanjang jalan menyusuri sungai. Dengan kapal ini para penumpang dapat menikmati sunset, kunang kunang dan hewan liar yang terkadang terlihat di pinggiran sungai.

Orangutan Bergelantungan | Sumber : https://www.flickr.com/photos/91257336@N05/8682098167/in/photostream/

Di sepanjang menyusuri Sungai Sekonyer kita dapat melihat monyet-monyet yang bergelantungan dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Hutan ini merupakan rumah bagi delapan jenis primata. termasuk monyet yang memiliki hidung panjang (bekantan).

Dengan hidungnya yang panjang masyarakat sekitar menyebutnya dengan monyet Belanda karena hidungnya yang mancung.

Pada saat menyusuri Sungai Sekonyer menuju tempat obyek wisata di TN Tanjung Puting ini berhati-hatilah dengan buaya, mereka sulit untuk dilihat tapi mereka ada di sekitar sungai. Memang melihat aliran sungai ingin rasanya kita untuk berenang dan menikmati alam TN ini.

Tanjung Keluang


Di kawasan Sungai Sekonyer ini sebagian sungai terkontaminasi dengan limbah tambang emas yang berada dekat dengan kawasan ini. Tetapi jika sudah dekat dengan kamp leakey kita akan menemui 2 jalur menuju kamp leakey dan menuju kawasan tambang. Di kawasan kamp leakey ini Sungai sekonyer sudah tidak terkontaminasi limbah. Di sini kita dapat melihat air sungai yang berwarna merah kehitaman bukan karena kotor tetapi akibat rendaman alami dari akar akar pohon di sepanjang sungai.

Sungai Sekonyer | Sumber : https://orangutan.org/wp-content/uploads/2010/06/0684-446x296.jpg

Salah satu tempat menarik di Tanjung Puting adalah Kamp Leakey, tempat pelestarian orangutan. Memang sebelum menuju ke Kamp Leakey ini ada terdapat kamp-kamp lain seperti Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Pondok Ambung, dan yang terakhir adalah Kamp Leakey.

Kamp Leakey merupakan yang terbesar dan dibangun pada tahun 1971. tempat ini merupakan lokasi berlindung orangutan yang diselamatkan dari perburuan liar. Saat ini kamp ini dikenal sebagai pusat penelitian orangutan.

Kita dapat mempelajari orangutan di pusat informasi Kamp Leakey. Memberi makan orangutan tidak diperbolehkan di Kamp Leakey dan kamp-kamp lain. Kamp ini akan selalu dijaga dan tetap penting karena orangutan merupakan spesies yang terancam punah, terancam oleh dampak deforestasi dan perdagangan ilegal hewan peliharaan.

Camp Leakey | Sumber : www.orangutantourstanjungputing.com/wp-content/uploads/Tanjung-Puting-National-Park-1.jpg
Selain itu Pondok Tangui juga merupakan pusat rehabilitasi untuk orangutan yang pernah ditangkap. Di kedua pusat pelestarian ini, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk melihat dari dekat primata menakjubkan ini dan belajar lebih banyak tentang bagaimana kita dapat melindungi spesies yang terancam punah dari pulau Kalimantan.

Akomodasi


Untuk akomodasi di Tanjung Puting menggunakan klotok atau kapal wisata, rimba lodge dan guest house. Untuk klotok ini ada asosiasinya yakni Himpunan Klotok Wisata Kumai (HKWK) dan sudah punya standar untuk sewa per hari.

Sewa klotok bervariasi sesuai dengan ukuran dan mesin kapal:
  1. Tour 1 hari, sewa klotok mulai Rp 1,3 juta - Rp 2 juta.
  2. Tour 2 hari, sewa klotok mulai Rp 750.000 - Rp 1,2 juta.
  3. Tour lebih dari 3 hari, sewa klotok mulai Rp 600.000 - Rp 1 juta.

Pemandu Wisata

Pemandu wisata atau guide juga terhimpun dalam wadah organisasi profesi yaitu Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Untuk fee pemandu wisata Rp 250.000 per hari (1-4 orang). Kalau memandu lebih dari 4 orang, sewa pemandu wisata bisa nego.

Juru Masak

Juru masak adalah orang yang akan memasak di klotok dan menyiapkan segala kebutuhan makanan selama di klotok. Tarif juru masak adalah Rp 120.000 untuk 4 orang per hari. Kalau lebih dari 4 orang, misalkan 5 orang maka Rp 120.000 + Rp 30.000 = Rp 150.000 per hari. Jadi setiap menambah orang, maka bertambah juga bayarannya yaitu sebesar Rp 30.000 per orang.

Izin masuk ke TN Tanjung Puting untuk wisatawan nusantara: tiket masuk Rp 12.000/orang/hari, Rp 5.000/kamera, Rp 15.000rb/handycam, tiket klotok Rp 50.000, tiket parkir klotok Rp 10.000/klotok/hari. Untuk wisatawan asing: tiket masuk Rp 120.000/orang/hari, Rp 50.000/kamera, Rp 150.000/handycam, tiket klotok Rp 50.000, tiket parkir klotok Rp 10.000/klotok/hari.

Mengenai makanan dan minuman bisa menyesuaikan dengan budget wisatawan, tergantung selera. Untuk gambaran satu orang menghabiskan biaya Rp 100.000 - Rp 20.000 per orang per hari. 


Akhir Kata

Begitulah sekiranya Tanjung Puting, bayangkan jika tidak ada Taman Nasional Tanjung Puting ini mungkin ratusan bahkan ribuan orangutan bisa mati sia-sia karena ulah manusia sendiri 😒. 

Mengenal Profauna - Lembaga Perlindungan Hutan dan Satwa Liar

Juli 13, 2017 Add Comment
Mengenal Profauna -  Lembaga Perlindungan Hutan dan Satwa Liar
Banyak lembaga yang peduli terhadap lingkungan dan alam sekitar salah satunya adalah PROFAUNA. Di artikel kali ini saya akan membahas mengenai lembaga PROFAUNA sebagai lembaga yang peduli terhadap lingkungan sekitar. Selamat membaca πŸ˜€.

Apa itu Profauna ?

Protection of Forest & Fauna atau lebih dikenal dengan nama PROFAUNA adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional yang bergerak dibidang perlindungan hutan dan satwa liar. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan PROFAUNA bersifat non politis dan non kekerasan. Lembaga ini pada awalnya didirikan pada tahun 1994 di kota Malang, Jawa Timur, Indonesia dan luar negri. Bidang kegiatan utama PROFAUNA adalah kampanye, pendidikan, investigasi, advokasi dan pendampingan masyarakat.
Lahir pada Tahun 1994 di kota Malang, Jawa Timur

Pendirian PROFAUNA dilatar belakangi fakta bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan satwa liar tertinggi di dunia, namun sayangnya indonesia juga memiliki daftar terpanjang tentang satwa liar yang terancam punah, contohnya Harimau Sumatra. Rusaknya habitat dan eksploitasi berlebihan menjadi penyebab utama terancam punahnya satwa liar Indonesia. Lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian hitan dan satwa liar juga semakin memperburuk keadaan. Eksploitasi satwa liar dan deforestasi(Proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau dengan kata lain menjadi non-hutan) yang demikian cepat di Indonesia, mendorong dua orang aktivis lingkungan mendirikan lembaga ini.

Tujuan PROFAUNA

  • Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian hutan dan satwa liar
  • Melindungi satwa liar dari kegiatan exploitasi dan perlakuan yang tidak layak
  • Meningkatkan pertisipasi masyarakat dalam pelestarian alam, khususnya dibidang pelestarian satwa liar dan hutan

Fokus dan Kebijakan PROFAUNA

Kebijakan dan kegiatan PROFAUNA di Indonesia saat ini fokus pada 6 isu, yaitu: 


Protect the Forest (Melindungi Hutan)

Hutan bukan hanya sekedar kayu, namun juga ada kehidupan satwa luar serta mempunyai fungsi ekologi dan sosial. Deforestasi yang begitu cepat di Indonesia, mendorong PROFAUNA turut bekerja untuk melestarikan hutan yang tersisa dengan melibatkan partisipasi masyarat lokal. PROFAUNA bekerja melindungi hutan Indonesia melalui kampanya, edukasi, advokasi, menjadi penjaga hutan (ranger) dan pengembangan/penguatan masyarakat sekitar hutan.


Combating Wildlife Crime (Memerangi perdagangan satwa liar)

Perdagangan ilegal satwa liar menjadi ancaman paling serius bagi kelestarian satwa liar di alam, setelah deforestasi. Perdagangan satwa liar itu selain melanggar hukum, juga sarat akan kekejaman terhadap satwa. Sebagian besar satwa liar yang diperdagangkan merupakan hasil tangkapan dari alam, sehingga memberikan kontribusi yang besar terhadap semakin terancam punahnya satwa liar. Semakin banyak satwa liar yang diperdagangkan di pasar, semakin banyak satwa liar di alam yang ditangkap.
Against Wildlife Abuse (Menentang penyalahgunaan terhadap satwa liar)



PROFAUNA percaya bahwa tidak sepatutnya satwa liar dieksploitasi untuk kepentingan pertunjukan, sirkus satwa, satwa peliharaan untuk hobby atau perburuan. Perburuan satwa liar untuk olah raga atau sekedar hobby itu tidak etis dan juga tidak patut dibanggakan. Satwa liar seharusnya berada di alam bebas untuk menjalankan fungsinya sebagai bagian dari keseimbangan ekosistem.






Ranger (Penjaga hutan)

PROFAUNA membentuk tim relawan untuk menjaga hutan dan mencegah perburuan satwa liar di kawasan konservasi alam yang disebut Ranger PROFAUNA. Kami juga mendukung kelompok-kelompok masyarakat lain yang berinisiatif membentuk Ranger untuk menjaga alam di daerah mereka secara mandiri.
Support Local Community (Mendukung Masyarakat lokal)
PROFAUNA percaya bahwa upaya pelestarian hutan dan satwa liar itu akan lebih efektif jika melibatkan masyarakat lokal. Untuk itu PROFAUNA mendorong keterlibatan masyarakat lokal dan juga mendukungnya melalui pendanaan, pelatihan dan pendampingan.
Grassroots Movement (Pergerakan oleh masyarakat)


PROFAUNA percaya bahwa setiap orang mempunyai tanggung jawab bersama untuk melestarikan hutan dan satwa liar. PROFAUNA memberi kesempatan kepada setiap orang yang peduli terhadap pelestarian hutan dan satwa liar untuk bergabung menjadi Suporter PROFAUNA. Kini Suporter PROFAUNA tersebar luas di seluruh Indonesia dan dunia. 

PROFAUNA juga mendukung setiap gerakan individu atau kelompok masyarakat yang melakukan aksi nyata bagi kelestarian hutan dan satwa liar Indonesia. Dengan pelibatan mayarakat dalam setiap kampanyenya, membuat PROFAUNA menjadi organisasi grassroots terbesar di Indonesia untuk perlindungan hutan dan satwa liar. 

Prinsip PROFAUNA

Isu Satwa Liar


PROFAUNA percaya setiap jenis satwa liar mempunyai nilai bagi kelestarian alam, untuk itu setiap jenis satwa liar seharusnya dibiarkan hidup bebas di alam, dan manusialah yang bertanggungjawab untuk mewujudkannya.

PROFAUNA sangat tidak setuju dengan tindakan yang dilakukan oleh sebagian orang yang mengaku dirinya "pecinta satwa" yang kemudian mewujudkan kecintaannya dengan cara memelihara satwa liar tersebut dalam sangkar di rumah-rumahnya. Kalau kita memang benar-benar mencintai satwa liar seharusnya kita membiarkannya satwa liar tersebut hidup bebas di alam, bukan mengurungnya dalam sangkar. Satwa liar akan lebih mempunyai arti bagi alam dan kehidupan manusia, jika satwa tersebut dibiarkan hidup bebas di alam.
Isu Hutan
PROFAUNA percaya bahwa pelestarian hutan akan lebih efektif jika melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal. Hutan bukan sekedar kayu, namun ada kehidupan satwa liar dan beragam spesies yang unik. Hutan juga mempunyai fungsi secara ekologi dan sosial.

Akhir Kata

Sekian artikel kali ini yang membahas tentang lembaga PROFAUNA. Semoga dengan adanya lembaga ini masyarakat bukan menjadi malah tambah tidak peduli karena menganggap sudah ada lembaga yang mengurus, yang benar adalah masyarakat menjadi tergerak hatinya untuk ikut menjaga ataupun melestarikan lingkungan alam dan hewa disekitar kitaπŸ˜€. Jangan lupa share gan...

Sumber: www.profauna.net